Saturday, September 17, 2011

SOSOK GURU

Kata "guru" memang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Bila orang menyebut kata guru, yang terbayang adalah guru sekolah. Guru yang mengajar dan memberi bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk hidup berharkat dan bermartabat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kepada anak didiknya. Guru juga yang mengajar kita dari yang tidak tahu menjadi tahu, sehingga guru diibaratkan orang tua kedua kita di sekolah.
Guru yang baik akan selalu berupaya berbuat yang terbaik untuk siswanya, berbuat yang terbaik untuk orang disekitarnya. Guru yang baik akan selalu mengembangkan dirinya dan mensejajarkan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melakukan hal tersebut, guru harus aktif tidak saja mengajar, tetapi aktif juga di setiap kegiatan-kegiatan yang berbau pendidikan.[1]
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangnnya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Bila hal ini diibaratkan pada peserta didik, maka ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.[2]
Keaktifan seorang guru akan memperlihatkan mobilitasnya di sekolah dan di masyarakat. Guru yang aktif tidak akan berfikir tugasnya hanya mengajar, melainkan ia akan selalu berbuat yang terbaik untuk siswanya, masyarakat dan dirinya sendiri sebagai bekal kehidupannya di masa depan. Ia tidak akan mengabaikan tugas pokok dan akan melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya.
Menurut Peters (1989) ada tiga tugas dan tanggung jawab, yakni guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai administrator kelas. Filsafat sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pelajaran. Dalam kaitan ini guru dituntut kemampuan seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai pembimbing memberikan penekanan kepada tugasnya memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh anak didik, sehingga tugas ini lebih populer mendidik. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pelajaran.
Tugas dan tanggung jawab guru diatas merupakan tugas pokok guru yang harus dilakukan di sekolah. Di samping itu ada tugas lain yang dituntut kepada guru. Dengan tugas tersebut diharapkan guru dapat aktif dan kreatif. Semakain aktif dan kreatif, menujukkan mobilitasnya guru tinggi. Guru yang mempunyai  mobilitas tinggi ini umumnya akan terbisa menghadapi permasalahan – permasalahan dan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas serta pola pikir yang baik.[3]
Dalam situasi apa pun, jabatan guru tetap dinilai oleh warga masyarakat sebagai pemberi inspirasi, penggerak dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar mereka siap membangun hidup beserta lingkungan sosialnya. Dapat dipastikan bahwa guru yang semakin bermutu semakin besar sumbangannya bagi perkembangan diri siswanya dan perkembangan masyarakatnya.[4]


[1] Isjoni, 2006, Gurukah Yang dipersalahkan?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 15
[2] E. Mulyasa, 2006, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, hal. 35
[3] Isjoni, 2006, Gurukah Yang Dipersalahkan, Jakarta : Pustaka Pelajar, hal. 16-17
[4] Saman, 1994, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta : Kanisius, hal. 14

No comments:

Post a Comment