Saturday, July 16, 2011

KH. AGUS SALIM, PERJUANGANNYA UNTUK INDONESIA

Indonesia adalah sebuah negara yang lahir setelah sekian lama terjajah. Belanda sebagai sebuah negara telah menanamkan kekuasaannya di Indonesia cukup lama. Cukup lama hingga membuat Belanda menjadi negara yang makmur dan rakyat Indonesia menderita. Belanda melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang makin lama makin kuat kekuasaannya. Perbuatan Belanda sangat bertentangan dengan nilai agama Islam dan nilai Prikemanusiaan serta keadilan. Setelah sekian lama menghadapi situasi yang merugikan masyarakat Indonesia, rakyat pun bangkit. Perlawanan-perlawanan terhadap kekuasaan Belanda dilancarkan, baik melalui jalur perlawanan bersenjata maupun tidak.
Zaman terakhir kekuasaan Belanda ditandai dengan pertumbuhan cepat kesadaran diri secara politik yang merupakan hasil dari perubahan sosial dan ekonomi, pendidikan Barat, dan gagasan pembaharuan Islam. Pada masa ini mulai masuk dan diterimanya gagasan-gagasan baru. Zaman ini kemudian disebut sebagai masa kebangkitan nasional.[1]
Upaya penguasaan seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan Belanda, oleh ulama dimanfaatkan untuk menumbuhkan kesadaran pada diri tentang adanya musuh bersama. Gerakan ulama membangkitkan kesadaran akan rasa cinta tanah air, bangsa dan agama. Kondisi penjajahan dan penindasan yang dialami oleh rakyat Indonesia telah melahirkan pemahaman pada diri bahwa Islam identik dengan kebangsaan atau nasionalisme.[2]
Realitas sejarah tentang telah adanya eksistensi kekuasaan politik Islam sejak abad ke-9 M hingga abad ke-20 M dan tumbuh meluas di seluruh Nusantara Indonesia dijadikan modal yang sangat berharga oleh Ulama dan Santri, untuk membangkitkan kembali kesadaran politik umat Islam Indonesia. Hal ini dibangkitkan melalui pembentukan organisasi modern sebagai wahana memobilitas dan mendinamikan semangat juang umat Islam Indonesia.[3]
Memasuki masa politik etis, penjajahan ternyata belum selesai. Eksploitasi terhadap segenap potensi sumber daya pribumi dan lingkungan hidupnya tetap dilakukan oleh pemerintah Belanda. Penjajahan dengan model baru pun dimulai. Sebuah senjata utama yang dilakukan oleh pihak pemerintah Belanda untuk melumpuhkan kekuatan ulama dalam hal sumber dana dan logistik. Hal ini dikarenakan sawah ladang maupun irigasi menjadi sangat bergantung pada pemerintah Belanda.
Dibukanya perkebunan dan pertambangan di wilayah baru di luar pulau Jawa, mengakibatkan tenaga kerja perlu didatangkan. Daerah pulau Jawa yang merupakan pulau dengan jumlah penduduk yang cukup padat harus melakukan pemindahan penduduk ke daerah perkebunan dan pertambangan yang belum ada penghuninya. Dengan adanya pemindahan ini, terkait adanya upaya memperlemah kedudukan ulama.[4]

Riwayat Singkat KH Agus Salim
Agus Salim lahir di Kota Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 8 Oktober 1881. Nama kecilnya adalah Masyudul Haq. Ia merupakan putera Sutan Muhammad Salim. Ayahnya merupakan jaksa tinggi pada Pengadilan Negeri Riau. Nama Agus Salim diperoleh karena panggilan pelayan perempuan asal Jawa di rumah Prof. TH Kock, warga negara Belanda, tempat Agus Salim tinggal ketika menempuh pendidikan di Jakarta.
Sejak kecil, ayahnya telah menanamkan budaya pendidikan. Termasuk dengan menyekolahkan Agus Salim di Hogere Burger School (HBS) di Jakarta. Kesempatan untuk bersekolah di sekolah Belanda disebabkan ia merupakan anak dari salah seorang terpandang dan terpelajar. Jenjang pendidikan pertama yang dilaluinya adalah Europesche Lagere School (ELS) di desanya. Ia lulus tahun 1898. Pada tahun 1903, ia menamatkan pendidikan dari sekolah Belanda, HBS, di Jakarta.
Kecerdasan intelektual Agus Salim terbukti ketika beliau meraih nilai terbaik di HBS. Dalam usia yang sangat muda, Agus Salim sudah berhasil menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing, yaitu bahasa Arab, Belanda, Inggris, Turki, Perancis, Jepang dan Jerman. Setelah lulus HBS, Agus Salim sebenarnya ingin meneruskan studi kedokteran di Belanda, namun ia sadar bahwa biayanya sangat mahal. Atas saran Sekretaris Gubernur Jenderal Hindia Belanda, ayahnya mengajukan permohonan status gilijkgesteld bagi Agus Salim yang bukan keturunan Eropa untuk mendapatkan beasiswa. Permohonan ini dikabulkan namun penyamaan status tersebut tidak lantas membuat Agus Salim mendapat beasiswa. Pada tahun 1905, Agus salim justru mendapat tawaran untuk bekerja di Jeddah dari Kementrian Luar negeri Belanda. Ayahnya sangat mendukung Agus Salim menerima tawaran tersebut apalagi mereka mempunyai saudara yang bermukim di sana.
Karir dipolomatik Agus Salim dimulai saat ia bekerja pada Konsulat Belanda di Jeddah sebagai penerjemah pada tahun 1906-1911. Sekembalinya dari Jeddah pada tahun 1911, ia menikah dengan Zainatun Nahar Almatsier. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai 10 orang anak, namun dua diantaranya meninggal saat masih kecil dan seorang lagi gugur ketika terjadi insiden 25 Januari 1946 saat mengambil alih persenjataan Jepang di Serpong.[5]

Sarekat Islam
Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di Indonesia, Umat Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Namun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat Islam dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Tercatat dalam sejarah, bahwa dari lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh dan pejuang yang sangat berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa pembangunan.
Kekuasaan Politik Islam Indonesia, sampai dengan puluhan kedua abad ke-17 M tidak menyiapkan diri menciptakan sistem pertahanan dengan organisasi kebaharian dan organisasi persenjataan modern. Belum memiliki armada perang yang mampu melindungi armada niaga. Hal ini terjadi sebagai akibat Islam di Indonesia dikembangkan secara damai dan tidak mengalami Revolusi Industri seperti di Eropa.[6]

Pendidikan Barat yang diselenggarakan Pemerintah Hindia Belanda tumbuh bersama munculnya elite Hindia Belanda seperti tersebut di atas tidak banyak memberi arti langsung bagi kemajuan rakyat jajahan di daerah ini. Adanya ketentuan-ketentuan mengenai seleksi yang ketat bagi anak-anak orang Indonesia yang dapat memperoleh pendidikan di sekolah-sekolah pemerintah Belanda tersebut serta munculnya elite Hindia Belanda yang tidak dapat diterima oleh masyarakat sehingga menimbulkan kebencian kepada Belanda merupakan hal-hal yang menyebabkan pendidikan Barat yang diselenggarakan oleh Belanda tersebut sekedar untuk memenuhi keperluan mendesak untuk kepentingan Hindia Belanda di Indonesia. Timbulnya pendidikan Hindia Belanda ini menggugah bangkitnya golongan ulama yang merupakan kelompok elite religius untuk bergerak menandingi kegiatan Belanda. Gerakan pembaharuan pada dasarnya Islam dari Mesir  juga turut mempengaruhi situasi pada saat itu.
Agus Salim masuk dalam kancah pergerakan politik saat ia bergabung menjadi anggota Centraal Sarikat Islam (Sjarikat Islam).[7] Pada tahun 1919, Agus Salim pindah ke Surabaya. Disinilah Agus Salim berkenaln dengan HOS Tjokroaminoto.[8] Dari Bandung HOS Tjokroamonoto, Agus Salim dan kawan-kawan dalam National Congress Centraal Sarikat Islam (Natico CSI), 17 Juni 1916, memberanikan menuntut pemerintahan sendiri.[9] Memelopori sosialisasi istilah nasional, menanamkan kesadaran cinta tanah air bangsa dan agama.

Saturday, July 9, 2011

KH AHMAD DAHLAN DAN PERANANNYA UNTUK KEMERDEKAAN INDONESIA


Indonesia adalah sebuah negara yang lahir setelah sekian lama terjajah. Belanda sebagai sebuah negara telah menanamkan kekuasaannya di Indonesia cukup lama. Cukup lama hingga membuat Belanda menjadi negara yang makmur dan rakyat Indonesia menderita. Belanda melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang makin lama makin kuat kekuasaannya. Perbuatan Belanda sangat bertentangan dengan nilai agama Islam dan nilai prikemanusiaan serta keadilan.  Setelah sekian lama menghadapi situasi yang merugikan masyarakat Indonesia, rakyat pun bangkit. Perlawanan-perlawanan terhadap kekuasaan Belanda dilancarkan, baik melalui jalur perlawanan bersenjata maupun tidak.
Zaman terakhir kekuasaan Belanda ditandai dengan pertumbuhan cepat kesadaran diri secara politik yang merupakan hasil dari perubahan sosial dan ekonomi, pendidikan Barat, dan gagasan pembaharuan Islam. Pada masa ini mulai masuk dan diterimanya gagasan-gagasan baru. Zaman ini kemudian disebut sebagai masa kebangkitan nasional.[1]
Upaya penguasaan seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan Belanda, oleh ulama dimanfaatkan untuk menumbuhkan kesadaran pada diri tentang adanya musuh bersama. Gerakan ulama membangkitkan kesadaran akan rasa cinta tanah air, bangsa dan agama. Kondisi penjajahan dan penindasan yang dialami oleh rakyat Indonesia telah melahirkan pemahaman pada diri bahwa Islam identik dengan kebangsaan atau nasionalisme.[2]
Realitas sejarah tentang telah adanya eksistensi kekuasaan politik Islam sejak abad ke-9 M hingga abad ke-20 M dan tumbuh meluas di seluruh Nusantara Indonesia dijadikan modal yang sangat berharga oleh Ulama dan Santri, untuk membangkitkan kembali kesadaran politik umat Islam Indonesia. Hal ini dibangkitkan melalui pembentukan organisasi modern sebagai wahana memobilitas dan mendinamikan semangat juang umat Islam Indonesia.[3]
Memasuki masa politik etis, penjajahan ternyata belum selesai. Eksploitasi terhadap segenap potensi sumber daya pribumi dan lingkungan hidupnya tetap dilakukan oleh pemerintah Belanda. Penjajahan dengan model baru pun dimulai. Sebuah senjata utama yang dilakukan oleh pihak pemerintah Belanda untuk melumpuhkan kekuatan ulama dalam hal sumber dana dan logistik. Hal ini dikarenakan sawah ladang maupun irigasi menjadi sangat bergantuk pada pemerintah Belanda.
Dibukanya perkebunan dan pertambangan di wilayah baru di luar pulau Jawa, mengakibatkan tenaga kerja perlu didatangkan. Daerah pulau Jawa yang merupakan pulau dengan jumlah penduduk yang cukup padat harus melakukan pemindahan penduduk ke daerah perkebunan dan pertambangan yang belum ada penghuninya. Dengan adanya pemindahan ini, terkait adanya upaya memperlemah kedudukan ulama.[4]
The above discussion of the Ethical Policy exemplifies briefly, and very generally, some of the results of the Dutch effort to westernize Indonesian society, and, as such, they represented at least the initial success toward the realization of the “Grand Design” envisioned by Snouck Hurgronje. So far, the Ethical Policy did seem to have been the true manifestation of what Snouck Hurgronje had implied in his Islamic policy.[5]
Biografi KH Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara keluarga KH. Abu Bakar yang merupakan penghulu Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Nama kecil dari KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis.
KH. Ahmad Dahlan pertama naik haji pada tahun 1890 M. Di Makkah beliau belajar agama Islam dengan Syekh Achmad Chatib. Pada tahun 1903 M, untuk kedua kalinya beliau naik haji dan bermukim selama dua tahun.
KH. Ahmad Dahlan sebenarnya berada di lingkungan Kesultanan Yogyakarta yang pada saat itu pemerintahan kolonial Belanda menghendaki bahwa Sri Sultan beserta keturunannya tidak diperkenankan untuk naik haji. Hal ini dikarenakan pihak Belanda takut adanya modernisasi Islam di Timur Tengah akan mempengaruhi pemikiran mereka. Akan tetapi, KH. Ahmad Dahlan dapat lolos dikarenakan ia merupakan putra dari KH. Abu Bakar. KH. Ahmad Dahlan dapat pergi ke Makkah sebanyak dua kali juga dikarenakan ia adalah seorang pengusaha batik.[6]

Wednesday, July 6, 2011

LEONARDO DA VINCI


Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.
Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.

Tuesday, July 5, 2011

PERAN SANTRI DALAM PERCATURAN POLITIK PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL


Indonesia adalah sebuah Negara yang lahir setelah sekian lama terjajah. Belanda sebagai sebuah Negara telah menanamkan kekuasaannya di Indonesia cukup lama. Cukup lama hingga membuat Belanda menjadi Negara yang makmur dan rakyat Indonesia menderita. Belanda melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang makin lama makin kuat kekuasaannya. Perbuatan Belanda sangat bertentangan dengan nilai agama Islam dan nilai Prikemanusiaan serta keadilan.  Setelah sekian lama menghadapi situasi yang merugikan masyarakat Indonesia, rakyat pun bangkit. Perlawanan-perlawanan terhadap kekuasaan Belanda dilancarkan, baik melalui jalur perlawanan bersenjata maupun tidak.
Zaman terakhir kekuasaan Belanda ditandai dengan pertumbuhan cepat kesadaran diri secara politik yang merupakan hasil dari perubahan sosial dan ekonomi, pendidikan Barat, dan gagasan pembaharuan Islam. Pada masa ini mulai masuk dan diterimanya gagasan-gagasan baru. Zaman ini kemudian disebut sebagai masa kebangkitan nasional.[1]
Kekuatan Santri
Perubahan tatanan jajahan dari sistem imperialisme kuno ke imperialisme modern mengakibatkan berubah pula bentuk perjuangan yang dilakukan. Tidak lagi melancarkan perlawanan bersenjata.[2] Begitu pun dengan santri.
Santri, dalam perkembangan zaman, mempunyai arti yang berubah. Di Jawa Tengah sampai tahun dua puluhan, santri merupakan istilah yang mengacu pada murid atau siswa sebuah pesantren. Akan tetapi, di daerah kota istilah santri mengacu kepada para Muslimin Jawa yang tinggal di daerah pesantren yang dinamakan kauman.[3]
Istilah santri pada awalnya memang mengacu pada siswa atau murid sebuah pesantren. Namun dalam arti yang lebih luas, istilah santri ini mengacu kepada para Muslim yang menyatakan kebaktian yang sungguh-sungguh kepada Islam dengan cara menjalankan ibadah. Arti kata yang lebih luas ini yang akan digunakan dalam tulisan ini.
Kelestarian penjajahan tentu saja merupakan cita-cita utama yang dimiliki oleh Belanda. Sejalan dengan itu, maka kebijaksanaan di bidang pendidikan sekalipun menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi. Pendidikan Barat kemudian diformulasikan sebagai suatu faktor yang akan menghancurkan kekuatan Islam di Indonesia.[4]
Upaya penguasaan seluruh wilayah Indonesia, oleh kaum santri dimanfaatkan untuk menumbuhkan kesadaran pada diri tentang adanya musuh bersama. Gerakan membangkitkan kesadaran akan rasa cinta tanah air, bangsa dan agama. Kondisi penjajahan dan penindasan yang dialami oleh rakyat Indonesia telah melahirkan pemahaman pada diri bahwa Islam identik dengan kebangsaan atau nasionalisme.[5]
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia yang berbasis Islam merupakan sebuah bukti bahwa Islam merupakan agama pemersatu. Hal ini menandakan bahwa peranan politik inti umat Islam yaitu kaum kiai, ulama dan santri menjadi sangat penting. Diawali dengan membangun organisasi pemasaran, Sarikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1905.

Sunday, July 3, 2011

Geografi, Demografi, dan Sejarah awal Jepang

Jepang adalah sebuah Negara kepulauan yang berbentuk garis melengkung yang terbentang dari timur laut ke barat di lautan bagian timur benua Asia. Luas wilayahnya kurang lebih 370.000 km2, hanya kurang lebih 1/27 luas daratan Cina atau 1/5 luas Indonesia. Jepang terdiri dari 6,852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan.
Sampai dengan bulan Agustus 1945, Jepang menduduki sebagian besar pulau-pulau yang membentang di sepanjang pantai timur Asia, dari Kamchatka sampai ke ujung selatan Semenanjung Malaya denagn empat buah pulaunya yang besar yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Pulau Hokkaido penduduknya sebagian besar merupakan suku bangsa Ainu yang masih primitive. Pulau Honshu adalah pulau utama di mana terletak enam kota besar di Jepang dan menjadi pusat pemerintahan. Sedangakan Shikoku dan Honshu merupakan pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dari bangsa-bangsa Asia lainnya dan bangsa-bangasa Eropa yang pada abad ke-16 telah masuk ke Jepang. Sampai dengan tahun 1945 Jepang masih menduduki Sakhalin dan Formusa.
Di samping pulau-pulau itu, Jepang juga menguasai Semenanjung Chosen (Korea) dan prpinsi-propinsi Cina di sebelah timur dan timur laut, pulau-pulau di Samudra Pasifik yang semula milik Jerman menjelang Perang Dunia II.
Walaupun Jepang terdiri dari banyak pulau, tetapi menurut sejarah Jepang merupakan satu kesatua kepualuan yang kuat. Hal ini mempunyai arti yang besar terhadap persatuan dan kesatuan Jepang di kemudian hari. Karena Jepang terpisah oleh lautan dar bangsa-bangsa lain, tanah yang sebagian besar berguning-gunung dan tidak subur, maka penduduk Jepang mempunyai kesadaran kebangsaan yang tinggi. Semangat patriotic mereka sudah tidak dapat diragukan lagi.
Selain Negara kepulauan, Jepang juga merupakan negara pegunungan. Banyaknya gunung menyebabkan tanah pertanian yang ada menjadi sedikit. Kurang lebih 20 % yang hanya bisa diusahakan untuk lahan pertanian. Dengan adanya gunung-gunung tersebut seolah-olah mendesak Jepang kearah laut. Memang laut Jepang kaya akan ikan bila dibandingkan dengan dengan laut negara lain, sehingga laut Jepang merupakan sumber penghasilan yang besar bagi rakyat Jepang. Oleh karena itu jangan heran bila orang Jepang merupakan penangkap ikan yang pandai. Bangsa Jepang yang tinggal di pulau-pulau tersebut memberanikan diri menjadi bangsa yang suka mengarungi lautan.
Sungai-sungai Jepang sukar dilayari karena umumnya penuh dengan batuan wadas. Pada masa kuno hanya sedikit sekali jumlah sungai yang dapat dipergunakan untuk pelayaran, maka tidak heran bila hubungan antar pulau sangat sulit pada masa itu. Karena itu sering nampak kecenderungan bangsa Jepang untuk membentuk kehidupan secara kelompok. Masing-masing kelompok cenderung untuk melepaskan diri dari pemerintahan pusat, sedangkan pemerintahan pusat sendiri berkembang menjadi pemerintahan feodal.
Iklim di Jepang sangat menyenagkan, karena terletak di daerah iklim sedang yang merupakan asal-usul peradaban dunia ini. Keadaan alam sangat indah. Bukit-bukit yang berhutan-hutan beraneka ragam gunung dan lembah, laut serta laut yang membngkitkan rasa seni dari rakyat Jepang. Oleh karena itu tanah Jepang merupakan salah satu tanah yang cantik di dunia.
Menurut sumber Arkeologi dan Etnologi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penduduk Jepang masa silam adalah suatu ras yang disebut cove man atau bangsa penghuni gua, yang penghidupannya masih primitive. Menurut sejarah, bangsa yang masih primitive diperkrakan merupakn nenek moyang dari suku bangsa Ainu yang meruapakn penduduk asli bangsa Jepang dan sisanya masih terdapat di puali Hokkaido dan kepualuan Kurile. Tentan asal usul ini tidak ada ketentuan yang pasti. Kemungkinan mereka dating dari Asai Utara.
Bangsa Jepang yang sekarang adalah suatu ras campuaran dari bangsa Manchu, Cina, Melayu dan Mongol. Menurut teori umum mereka masuk Jepang ke arah selatan yaitu melalui Formusa dan Ryukyu. Sedangkan menurut arkeologi mereka dating ke Jepang melalui Korea. Dan menurut sumber arkeologi juga negara Jepang berdiri kurang lebih pada tahun 660 SM, dengan Yamato sebagai pusatnya.
Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M. Nama zaman ini berasal dari tradisi orang zaman itu untuk membuat gundukan makam (tumulus) yang disebut kofun. Pada zaman ini sudah terdapat negara-negara militer yang kuat dengan klan-klan berpengaruh sebagai penguasa. Salah satu di antaranya terdapat negara Yamato yang dominan, dan berpusat di Provinsi Yamato dan Provinsi Kawachi. Negara Yamato berlangsung dari abad ke-3 hingga abad ke-7, dan merupakan asal garis keturunan kekaisaran Jepang. Negara Yamato yang berkuasa atas klan-klan lain dan memperoleh lahan-lahan pertanian mempertahankan pengaruh yang kuat di Jepang bagian barat. Jepang mulai mengirimkan utusan ke Kekaisaran Cina pada abad ke-5. Dalam dokumen sejarah Cina ditulis tentang negara Wa yang memiliki lima raja. Sistem pemerintahan di Wa meniru model Cina yang menerapkan sistem administrasi terpusat. Sistem kekaisaran juga mengambil model dari Cina, dan masyarakat dibagi menjadi strata berdasarkan profesi. Hubungan yang erat antara Jepang dengan Tiga Kerajaan Korea dimulai pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir abad ke-4.